 
 
 Poster awas copet atau hittakuri yang dikeluarkan pihak kepolisian Kanagawa, Jepang.
 
 Copet di perfektur Kanagawa, sekitar kota Yokohama, ternyata paling banyak di Jepang menurut data kepolisian Jepang (NPA)  yang dikeluarkan belum lama ini. Jumlahnya 207 kasus selama Januari dan  Februari 2013. Lalu Osaka dan Saitama yang terbanyak ketiga dalam kasus  copet.
 
 Sementara kepolisian Osaka, mengumumkan bahwa jumlah kasus copet bulan  Februari 2013 saja tercatat hanya 83 kasus, angka terendah bulanan sejak  tahun 1989. Sedangkan jumlah dua bulan pertama, Januari dan Februari  sebanyak 191 kasus. Angka ini 25% lebih rendah dari dua bulan pertama di  tahun 2012.
 
 "Jumlah penurunan kasus copet tersebut karena ibu-ibu Osaka lebih berani  dan kini jauh semakin hati-hati kalau bepergian jalan-jalan ke luar  rumahnya," papar seorang warga Osaka, Kaoru Hayashi.
 
 Polisi berusaha untuk menekan terus jumlah kejahatan di mana pun  terutama jumlah pencopet yang diperkirakan masih banyak saat ini di  Jepang seiring dengan perekonomian Jepang yang masih lemah saat ini  serta jumlah orang yang di- PHK yang semakin banyak di berbagai  perusahaan Jepang.
 
 Pada tahun 2012 tercatat 1,687 kasus pencopetan di Osaka, jumlah  peningkatan dan terbanyak dalam dua tahun berturut-turut, ungkap data  kepolisian Jepang. Jumlah paling banyak kejadian pencopetan di Osaka  khususnya adalah bulan November.
 
 Sebagai antisipasi pencopetan tersebut, polisi memasang berbagai kamera  pengintai di banyak tempat saat ini, mempelajari metode pencurian dan  pencopetan, serta melakukan patroli lingkungan sesering mungkin baik  dengan mobil termasuk pula dengan sepeda khususnya di daerah yang paling  banyak tercatat kejadian pencopetan. Tak hanya itu, kepolisian Kanagawa  memasang poster unik yang memberikan peringatan kepada semua warga. Di  poster tersebut, tampak sejumlah perempuan cantik jadi peraga.
 
 Desember 2012 saja jumlah pencopetan di Osaka terbanyak kedua di Jepang  mencapai 89 kasus. Menurut polisi, pengamanan semakin diperketat di  daerah tercatat rawan saat ini. Pencurian juga tampak semakin banyak  khususnya untuk barang-barang berharga mahal.
 
 Sindikat kejahatan seperti yakuza, biasanya jarang melakukan hal-hal  demikian karena hanya menyangkut uang yang tidak banyak. Namun sebagai  uji coba keanggotaan dan loyalitas untuk menjadi anggota yakuza  seringkali dilakukan pengujian oleh salah seorang pimpinan agar anak  buahnya melakukan hal-hal kejahatan seperti itu. Namun apabila  tertangkap polisi tentu saja pihak yakuza akan tutup mata berlaga tidak  tahu menahu.
 
 Namun apabila seseorang berhasil menjadi pencopet atau pencuri yang  mahir, karena bisa memperoleh banyak uang setelah menjadi profesional,  maka dengan senang hati kelompok yakuza menerima karena akan mendapat  income pula mereka.
 
 Kelompok lain yang banyak melakukan pencopetan di Jepang adalah kelompok  orang asing khususnya orang Cina (atau keturunan Cina) dan kelompok  orang asing lain seperti Korea (maupun keturunan Korea) dan Iran yang  terkenal sebagai pemalsu kartu telepon.
   
 
    http://www.kaskus.co.id/thread/514f04ab0975b4be0c000007 
Sumber
